Dari Budaya ke Industri: Inovasi Teguh Pribadi Satukan Golok dan Hilirisasi

Foto : Dari seni tradisi ke industri logam — Teguh Pribadi tak hanya bicara inovasi, tapi juga membangunnya dari akar budaya. Selasa, 8 Juli 2025
banner 120x600

CILEGON, WILIP.ID – Dari seni tradisional hingga industri logam, Teguh Pribadi melangkah konsisten membawa misi: menyatukan budaya dan industri dalam satu tarikan inovasi.

Pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Seksi Seni Tradisional Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Cilegon pada 2017–2019 itu kini bertransformasi di ranah industri. Ia dipercaya menempati jabatan fungsional sebagai Pembina Industri di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Cilegon, fokus pada pemberdayaan industri kecil menengah (IKM).

Teguh melihat keterkaitan erat antara budaya lokal dan potensi industri logam di Cilegon. Ide besarnya sederhana namun visioner: golok.

“Golok itu warisan budaya. Tapi bahan logamnya kan dari industri. Di situlah saya melihat peluang kolaborasi antara sektor budaya dan sektor industri,” ujar Teguh saat ditemui di kantornya, Selasa (8/7/2025).

Golok, Simbol yang Ingin Diangkat Kembali

Bagi Teguh, golok bukan sekadar alat, tapi representasi jati diri masyarakat Banten. Namun lebih dari itu, ia melihatnya sebagai pintu masuk untuk menumbuhkan industri kreatif berbasis budaya.

“Kita ingin masyarakat yang punya keahlian di bidang logam, seperti membuat stang atau spion kendaraan, bisa berkembang jadi pelaku usaha sah. Ada NIB, ada KBLI. Semua harus teregister supaya legal dan bisa dorong PAD,” jelasnya.

Menurut Teguh, penguatan basis industri kreatif lokal tidak hanya bicara keterampilan, tapi juga soal keberpihakan kebijakan. Ia mendorong agar pemerintah tak hanya mendampingi, tapi juga memfasilitasi ruang usaha secara nyata.

“Kalau padat karya sudah tumbuh, kenapa tidak diberikan lahan? Bila perlu, lahan gratis untuk IKM. Karena dari situ akan lahir geliat ekonomi dan membuka lapangan kerja,” tegasnya.

Bukan Sekadar Bicara, Tapi Menyiapkan Ekosistem

Tak sekadar bicara konsep, Teguh aktif membangun komunikasi lintas sektor — dari pelaku industri logam rumahan hingga asosiasi usaha kecil. Tujuannya, menciptakan ekosistem yang saling mendukung: budaya terjaga, industri berkembang, dan ekonomi daerah ikut bergerak.

“Masyarakat punya potensi. Pemerintah wajib hadir, bukan hanya sebagai regulator, tapi juga fasilitator. Inilah saatnya budaya dan industri tidak berjalan sendiri-sendiri,” pungkasnya.

 

(Elisa/Red*)