Industri Kimia di Cilegon Dorong Kolaborasi dengan Jurnalis dan Dunia Pendidikan: “Saatnya Bersinergi, Bukan Manipulasi”

oplus_0
banner 120x600

CILEGON, WILIP.ID — Di tengah derasnya arus informasi digital dan tekanan transparansi publik, PT Asahimas Chemical mengajak dunia jurnalis untuk membangun kolaborasi yang sehat dan bermartabat. Dalam forum silaturahmi di Cilegon, Deputy Director PT Asahimas Chemical, Muhammad Chanief Yuniatmoko, menegaskan bahwa sinergi antarsektor bukan sekadar formalitas, tapi harus dilandasi kejujuran dan saling menghargai peran.

“Sekarang ini eranya kolaborasi, tapi bukan berarti manipulasi. Kalau ada aturan yang belum sempurna, silakan diperbaiki. Tapi jangan sampai dijadikan alasan untuk membenarkan yang salah,” tegas Chanief di hadapan para jurnalis, Sabtu 11 Oktober 2025 saat menghadiri acara di Jurnalis Boarding School.

Kolaborasi Tanpa Topeng: Media Bukan Musuh, tapi Cermin

Chanief menyoroti hubungan antara dunia industri dan media yang kerap disalahpahami. Ia menegaskan bahwa kritik dari jurnalis bukan ancaman, melainkan vitamin agar perusahaan tetap berada di jalur yang benar.

“Wartawan itu teman kita, tapi bukan berarti mereka tidak boleh mengkritik. Kritik justru penting agar kita tidak kehilangan arah,” ujarnya lugas.

Menurutnya, di tengah derasnya arus pemberitaan, yang dibutuhkan bukan sekadar publisitas positif, melainkan kepercayaan yang lahir dari transparansi. Industri, kata dia, tidak bisa lagi menutup diri dengan alasan kerahasiaan bisnis—karena publik kini punya ruang yang sama besarnya dalam membentuk opini.

Era TikTok: Informasi Sekejap, Tapi Akurasi Harus Tetap Dijaga

Chanief juga menyinggung perubahan besar dalam ekosistem media. Ia mengakui bahwa media sosial kini bergerak lebih cepat dibanding media konvensional, menciptakan tantangan baru bagi dunia industri.

“Sekarang berita bisa viral dalam hitungan detik. Tapi bukan berarti media arus utama kehilangan peran. Justru di sini pentingnya akurasi dan verifikasi, bukan sekadar kecepatan,” katanya.

Menurutnya, tanggung jawab moral media dan industri sama: mengelola kebenaran di tengah kebisingan digital. Kecepatan bukanlah kemenangan, jika mengorbankan kebenaran dan konteks.

Dunia Industri Harus Turun ke Sekolah

Dalam forum itu, Asahimas juga menyoroti pentingnya peran industri dalam pendidikan vokasi dan pengembangan SDM lokal. Chanief memaparkan bahwa setiap tahun perusahaannya membina 50 pelajar dari wilayah sekitar.

“Sekitar 20 persen di antaranya diterima di Politeknik Banten, dan sebagian menjadi calon karyawan kami. Kalau 100 industri di Cilegon melakukan hal yang sama, kita tidak perlu lagi mengimpor tenaga kerja dari luar Banten,” jelasnya.

Namun, ia juga menyayangkan rendahnya minat anak muda lokal terhadap industri kimia.

“Pernah kami buka lowongan, tapi hanya satu orang yang melamar. Padahal potensi di Banten luar biasa. Ini tantangan besar dunia pendidikan kita,” tambahnya.

Informasi yang Dibagi, Bukan Ditahan

Chanief menekankan bahwa komunikasi yang terbuka adalah kunci membangun kepercayaan.

“Informasi itu beda dengan uang. Kalau uang dibagi akan berkurang, tapi kalau informasi dibagi justru bertambah. Jadi mari terbuka, saling menjelaskan agar tidak salah paham,” katanya.

Ia berharap forum semacam ini tidak berhenti di seremoni, melainkan menjadi ruang rutin bagi media, akademisi, dan pelaku industri untuk saling memahami.

“Saya percaya, jurnalis dan industri sama-sama punya niat baik. Kita hanya perlu lebih sering duduk bersama,” ujarnya menutup.

Menutup Jurang Antara Industri dan Publik

Silaturahmi antara PT Asahimas Chemical dan insan media ini menjadi langkah simbolis — namun penting — dalam membangun jembatan kepercayaan di Kota Baja itu. Di tengah tantangan digitalisasi, polarisasi opini, dan tuntutan lingkungan yang kian kompleks, kolaborasi lintas sektor menjadi satu-satunya jalan menuju keberlanjutan.

Seperti pesan Chanief di akhir acara:

“Meskipun langkah kita kecil, kalau dilakukan bersama dengan hati, dampaknya akan besar. Sedikit itu tidak apa-apa—asal memberi inspirasi.”

 

(Has/Red*)