CILEGON, WILIP.ID – Di tengah gegap-gempita jargon pembangunan Kota Cilegon pada masa lalu, ada ironi yang terus berulang: Pramuka, organisasi pembinaan generasi muda yang diatur dalam undang-undang, hingga kini tak memiliki kantor permanen.
Kwartir Cabang (Kwarcab) Cilegon masih harus menumpang di salah satu ruang sekolah dasar di Blok C Jombang. Itu pun bukan kali pertama. Para pengurus senior mengingat, pernah ada masa ketika Pramuka Cilegon harus mengemasi barang-barangnya lantaran diusir dari tempat pinjaman sebelumnya.
“Yang penting ada rumah. Anggota kita ribuan, kalau tidak ada kantor bingung mau ke mana. Kantor bekas pun kami siap, asal jangan sampai bernasib diusir lagi,” kata Ketua Kwarcab Erza Erdiansa, Selasa (30/9/2025) usai pelantikan.
Kondisi ini menampar kenyataan bahwa Pramuka bukanlah organisasi pinggiran. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 menegaskan gerakan ini sebagai bagian penting dari pendidikan karakter bangsa. Namun di Cilegon, kepemimpinan sebelumnya dinilai gagal menempatkan kebutuhan dasar Pramuka sebagai prioritas.
Lebih jauh, soal bumi perkemahan—fasilitas vital untuk kegiatan lapangan Pramuka—juga tak pernah benar-benar digarap. Detail Engineering Design (DED) sudah dibuat sejak bertahun-tahun lalu, tetapi tak pernah dieksekusi. Akibatnya, ribuan siswa SD dan SMP yang wajib mengikuti kegiatan Pramuka harus mencari tempat kemah seadanya.
“Kasihan adik-adik, mau kemah di mana? DED bumi perkemahan sudah ada, tapi mandek. Sekarang kami berupaya agar itu dihidupkan kembali,” ujar Erza.
Ironi ini kontras dengan semangat Pemkot di era lalu yang rajin menjual jargon pembangunan, namun melupakan urusan sederhana: memberi rumah bagi organisasi dengan anggota ribuan ini.
Kini, harapan digantungkan pada kepemimpinan baru. Wali Kota dan Wakil Wali Kota Cilegon yang baru beberapa bulan menjabat ditunggu keseriusannya dalam menutup celah abai masa lalu.
“Kami yakin dengan kepemimpinan yang baru, dukungan dan doa dari semua pihak, Pramuka akan benar-benar diperhatikan,” kata Erza menutup harapannya.
Pramuka, dalam catatan sejarahnya, selalu hadir membentuk karakter generasi muda: disiplin, tangguh, dan berjiwa gotong royong. Pertanyaannya, akankah Cilegon kali ini benar-benar memberi ruang bagi mereka untuk tumbuh tanpa harus menumpang?
(Elisa/Red*)